Monday, July 8, 2019

VID 20161229 WA0019

2 comments:




  1. Serat wirid

    Dalam kepustakaan Islam Jawa, kitab Serat Wirid Hidayat Jati dianggap sebagai salah satu kitab induk mistik Islam Jawa yang lengkap dan padat. Kitab ini ditulis oleh R. Ng. Ronggowarsito, seorang sastrawan istana Surakarta yang sangat masyhur, bahkan mendapat gelar kehormatan sebagai pujangga penutup. Serat Wirid Hidayat Jati ini sebetulnya hanya salah satu dari sekian banyak karya Ronggowarsito. Namun Serat Wirid Hidayat Jati ini merupakan karya fenomenal dari sang pujangga jawa ini. Serat Wirid Hidayat Jati bahkan dikatakan sebagai kitab babon dari seluruh ajaran mistik Islam Jawa.

    Ajaran Tasawuf dalam Serat Wirid Hidayat Jati

    Dalam kajian tasawuf, apa yang ditulis Ronggowarsito dalam Serat Wirid Hidayat Jati memiliki benang merah dengan ajaran martabat tujuh yang dibawa oleh Syamsuddin al Sumatrani, seorang Ulama Sumatra yang dikenal dengan ajaran tasawufnya pada abad ke 17 sampai abad ke 18. Tidak mengherankan memang karena corak pemikiran Ronggowarsito yang tertuang dalam Serat Wirid Hidayat Jati sendiri merupakan perpaduan antara mistik Islam dengan mistik Jawa.

    Dalam Serat Wirid Hidayat Jati, Ronggowarsito menjabarkan berbagai ajaran Islam (tasawuf) dalam alam pikir orang jawa. Ronggowarsito dalam Serat Wirid Hidayat Jati juga mengungkapkan mengenai ajaran ketuhanan dan asal kejadian manusia melalui suatu jenjang yang dinamakan Martabat Tujuh. Ajaran Martabat Tujuh tersebut pada dasarnya adalah proses kreasi Tuhan (af'alullah) dalam menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan melalui Tajalli Dzatnya, sebanyak tujuh martabat.

    Ketujuh martabat tersebut yaitu Syajaratul Yaqin, Nur Muhammad, Mir'atul Haya'i, Roh Idlafi, Kandil, Dharrah dan Kijab (Hijab). Ajaran Martabat tujuh versi Ronggowarsito ini juga ada kesamaan dengan ajaran martabat tujuh yang dibawa oleh Abdul Rauf Sinkel. Ajaran-ajaran tersebut berkembang melalui tarekat Syatariyah yang diajarkan oleh Abdul Muhyi (Priyangan), kemudian melebar ke Cirebon, Tegal dan kemudian Surakarta, tempat dimana Ronggowarsito berada. Dari Tegal juga pernah muncul gubahan serat Tuhfah dalam bahasa Jawa dengan sekar macapat.


    Ajaran Martabat Tujuh memang terlihat sangat dominan terhadap pemikiran Ronggowarsito dalam serat Wirid Hidayat Jati ini. Hal ini dapat dipahami dari cara Ronggowarsito saat menjelaskan konsep ketuhanan, penciptaan manusia, pertumbuhan janin dalam kandungan, tujuh unsur pokok elemen (anasir) manusia, tujuh martabat rohaniah manusia untuk mencapai makrifat, dan kesatuan kembali dengan Tuhan.

    Dalam Serat Wirid Hidayat Jati, Ronggowarsito menjelaskan bahwa setiap martabat Tajalli Tuhan memiliki wahana atau media. Wahana-wahana tersebut yaitu:

    1. Wahana bagi Alam Ahadiyah adalah Syajaratul Yakin

    2. Wahana Alam Wahdah adalah Nur Muhammad

    3. Wahana Alam Wahidiyah adalah Mir'atul Haya'i

    4. Wahana bagi Alam Arwah adalah Roh Idlofi

    5. Wahana bagi Alam Mitsal adalah Kandil

    6. Wahana Alam Ajsam adalah Dharrah

    7. Wahana bagi Insan Kamil adalah Kijab (Hijab).

    Uraian tentang wahana atau media Tajalli Tuhan telah dijelaskan oleh Ronggowarsito dengan begitu luas dalam kitab serat Wirid ini. Namun yang masih sangat sulit untuk dipahami tentang arah konsep tersebut adalah Tanazul dan Taraqi. Hal ini dikarenakan konsep martabat tujuh yang digunakan oleh Ronggowarsito adalah dalam upaya menjelaskan proses kejadian atau penciptaan manusia itu sendiri. Sebetulnya hal ini tidak mengherankan mengingat Ajaran Martabat Tujuh versi Ronggowarsito ini sebetulnya sudah mengalami Jawanisasi, hal i


    "Nuntun anyipta sangkan paranning tanajul taraki, kasebut ing ngandap punika ingsun mancal saka tingal insane kamil, tumeka marang ngalam ajsam, nuli tumeka marang ngalam misal, nuli tumeka marang ngalam arwah, nuli tumeka marang ngalam wahidiyat, nuli tumeka marang ngalam wahdat, nuli tumeka marang ngalam ahadiyat, nuli tumeka marang ngalam insan kamil maneh, sampurna padhang trawangan saka kodratingsun".


    ReplyDelete

Cinta rasa nu amoorea: cinta allah with sabun Nu amoorea desi TELUK NAG...

Cinta rasa nu amoorea: cinta allah with sabun Nu amoorea desi TELUK NAG... : cinta allah with sabun Nu amoorea desi TELUK NAGA Pakuhaji ...